Rabu, 07 November 2012

BUDAYA MENULIS DI KALANGAN MAHASISWA



BUDAYA MENULIS DI KALANGAN MAHASISWA

Menulis merupakan suatu hal yang kelihatannya sepele, namun dalam kenyataannya sulit dilakukan. Itulah ungkapan yang sering kali terdengar oleh telinga kita, bukan hanya itu, bahkan virus enggan menulis telah tertanam di dalam jiwa seorang mahasiswa kebanyakan. Hal ini sangat eronis sekali. Bagaimana bangsa kita akan maju, akan di segani lagi kalau jiwa muda yang kategorinya adalah mahasiswa saja bermalas-malasan?
Banyak kendala yang di hadapi oleh mahasiswa, padahal image meereka di mata masyarakat adalah kaum intelektual yang kritis dengan hal-hal disekitar. Bahkan yang lebih parah lagi adalah budaya “copasus” yang kian merajalela, adanya teknologi yang semakin berkembang pesat (internet) bukan di jadikan sebagai referensi untuk meresum ataupun menjadi pertimbangan dalam ajang menulis, akan tetapi malah menjadi ajang besar-besaran untuk plagiat.
Suatu hal yang harus segera disikapi oleh setiap Universitas dalam memberdayakan mahasiswanya dalam mencurahkan pemikirannya yang kritis dalam suatu bentuk tulisan. Perbanyak pelatihan menulis adalah suatu upaya yang  wajib dilaksanakan. Hal ini sekiranya dapat mengurangi berbagai jenis plagiatisme di kalangan mahasiswa.
Dalam hal ini peran keikut sertaan seorang dosen sangatlah diperlukan, tidak hanya memberikan tugas (makalah) saja, akan tetapi ada tanggung jawab akan apa yang telah dibuatnya, seperti halnya menyantumkan referensi dari manakah tulisanya itu diambil.
Dari berbagai alasan yang sering dilontarkan mahasiswa terhada budaya menulis adalah mereka bingung terhadap apa yang akan di tulisnya nanti dalam tulisannya. Ini sebenarya hal yang sepele, seseorang yang sering membaca suatu karya tulisan dari orang lain pasti faham dengan sendirinya seperti apakah menulis yang berkarakter itu. Sebenarnya menulis itu hanya masalah pembiasaan saja, kalau sudah terbiasa menulis maka mutu tulisan itu akan semakin bagus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar